Rainy Sunday

Hujan lagi pagi minggu ini. Jadinya makin betah di kamar. hahah. Sebenarnya sih mau nyuci cuma ya karena hujan dan gak bisa jemur di dalam ya sudahlah, gak banyak juga laundry-nya. setrikaannya sih iya. :|
Pengen sih kayaknya jalan-jalan sore sama Wati dan Olin, pengen makan kebab, tapi mungkin liat lagi nanti lah. Kalau ujan kayaknya lebih baik di rumah, kemarin-kemarin selalunya pulang main ujan, suara udah tong-tong gak jelas dan berasa meriang, pilihan untuk menikmati rumah di hari libur toh juga bukan pilihan yang buruk. jadi salah satu me-time juga kan? buku yang belum dibaca, tugas yang belum dikerjain, scrapbook yang belum jadi-jadi dari jaman kapan itu, nah, itu ternyata lumayan juga alternatif kesibukan di dalam kotak kecil ini. see? XD

Well... sejujurnya zz lagi senang-senangnya hari ini, sisa semalam iya juga. alhamdulillah. Kenapa? rahasia lah. hahah. ditambah lagi hampir tengah malam, tiba-tiba Aping ngetuk pintu kamar, nyodorin sekotak kecil tupperware indomie goreng. jajaja. dia memang paling hobi masak tengah malam. seru juga kan sesekali dapat berkah tanpa repot-repot? :P
Tadi juga kirain mau masak, eh ternyata si amai lagi kumat rajinnya dan  dia...masak. hasilnya juga enak dan acceptable, jadi aman terkendali lah kalau dua anak laki-laki itu menyentuh dapur. Paling bersih-bersihnya nanti giliran mak-mak ini. Jadi dapat berkah dimasakin dari semalam lah saya ini, senangnya hati. huehehe. is that too much to get in this comfort sunday? I guess not. :D

Jadi, sang kakak dengan senang hati menghadap layar di kamar yang hangat dengan segelas teh. ngenet sendiri. mikir kesana mikir kemari, seolah khusyuk di depan komputernya dan nulis post yang gak penting gini di blognya. XD

Di atas semua itu, tetap saja...untuk berkah hari ini, untuk kebahagiaan sederhana di pagi ini, aku melangitkan syukur padaNya. Alhamdulillah...



Have a nice sunday everyone. :)

Aku baru tahu

Walau sepele, aku cukup tahu bahwa aku cukup senang mendengarnya. Haha... biarlah begini saja dulu.
Ah, aku baru tahu...

Hi December...


Well, the December's coming now.
Ya salaam... :)
For me, indeed, this December's the one I've been waiting for. At least, for a few certain reasons I really don't want to talk anymore, but I am just looking forward to seeing either the proof of something be said and the promise hang on the seasons. Well, I'll take that and see what's happening then...

December's coming. Ya salaam. Berbaik sangkalah pada apa-apa yang Allah gariskan buatmu. Mintalah padaNya dengan keridhaan sepenuhnya pada tiap ketentuan yang telah dan akan berlaku. Kau tak pernah benar-benar tahu apa yang akan terjadi, bukan? All you need is just to husnudzan towards all things Allah has set for you. PerencanaanNya adalah yang terbaik dari yang pernah ada. Kau hanya perlu percaya.

Desember telah datang, pertanda bahwa salah satu penanggalan waktu akan berjalan pada sebuah akhir dan sebuah mula yang penuh harapan pada kebaikan, kemuliaan, harapan pada keberkahan rezeki, kesehatan akan diperjalankan tak lagi lama. Sosokmu makin jauh berjalan, zz. Kemana akan melangkah dua kaki penyangga hidupmu nanti? Sejauh apakah sudah kembara pikir mempersiapkanmu pada semua hal mendatang yang menunggu di hadapan? Hanya perlu berbaik sangka dan jalani saja semuanya. Jangan meratapi daftar kegagalan yang tak tercapai di penanggalan tahun ini, semua bukan alasan untuk menjadikan diri dan apa-apa yang ada untuk menjadi lebih baik, bukan? Ikhlaskan masa-masa di belakang sana untuk berlalu dengan tenang, persiapkan masa-masa yang akan datang ke hadapan dengan baik, berbekal dengan bekal yang baik dan berkah di masa sekarang. Kemudian, diri hanya terus perlu berjalan dengan langkah yang lebih kuat, membuang ranting rapuh yang menjadi penyangga, menggantinya dengan yang lebih kuat, bersemangat dalam menyemangati diri untuk menjadi lebih baik, selalu. Lalu, jadilah orang yang selalu bersyukur, dalam bagaimanapun keadaan, hatta pada sebuah kejadian kecil pun, karena yang tak pandai berterima kasih pada sesuatu yang kecil, tak kan pandai bersyukur pada sesuatu yang besar nantinya. Jangan menjadi orang yang kufur nikmat, wahai diri. Jangan sesekali.

Dan Desember memang telah tiba. Ya salaam. Berilah keberkahan pada langkah dan rezeki kami senantiasa, wahai Zat yang Menggenggam ruh-ruh kami dalam genggaman kuasaMu....

A Movie Review : Daisy

Banyak orang yang tiap kali denger film atau drama Korea disebut langsung pasang ekpresi ala rolling-eyes, (not to mention mata mengerjap penuh antusias ABG lah ya, namanya juga Korean-waves udah jadi salah satu budaya pop di masyarakat kita khususnya anak muda dan remaja sekarang ini), padahal, toh gak semua film atau drama Korea itu sekedar snack ringan ajang bertebarnya cowok cewek lucu imut dengan jalur cerita yang tipikal. Biasanya menurut zz detil cerita, penjiwaan karakter,  dan  background detail yang  mencakup tempat, budaya, bahasa, fashion memang daya tarik penting dari produk negara satu ini. No argument there. Namun terbukti, ada juga kok drama atau film mereka yang memang berisi, punya pesan moral penting, berkarakter,  dan point utama lain yang memang tidak kita dapatkan di film atau sinetron lokal. Jadi,  ada baiknya tidak digeneralisir dulu, sama kayak ternyata beberapa film hindustan terbukti punya pengaruh positif dan realistis dan menyampaikan pesan moralnya dengan baik.

Nah, zz sendiri memang gak banyak tahu atau nonton film Korea, masih bisa dihitung jari lah,walaupun ada beberapa yang  memang sengaja beli abis baca review atau kebetulan ngopy dari temen. Karena memang dulu banyakan tahu drama atau film Jepang (yang sekarang memang lagi bergeser oleh takdir bernama trend?) Tapi pas nonton film yang satu ini, self-satisfaction zz terdeteksi mencapai angka 9! Keren kan? :D (FYI, memang zz doang yang bisa ngerasain parameter ini. XD ).
the bridge I built became a bridge between you and him ...
Abis googling ke beberapa, ternyata film Korea ini produksi Hongkong, sutradaranya aja namanya Andrew Lau -bukan Andy Lau-red, dan yang terlibat di sana pun banyakan udah profesional bahkan katanya ada yang terlibat dalam tim visual-Effect film Spiderman. Makanya pas di adegan baku tembaknya jadi keren begitu kali ya? Baku tembak? Yep, walaupun film ini bergenre drama-ballads sih.  karena memang salah satu tokoh utamanya adalah pembunuh bayaran yang mengagumi seseorang namun memilih hanya mengaguminya dari jauh karena memang profesinya tidak memungkinkannya menyatakan perasaan. Penyeimbang tokoh pembunuh ini adalah seorang agen interpol asal Korea yang bertugas di Belanda. Keduanya setelah beberapa kejadian sedemikian rupa akhirnya menyukai gadis yang sama, gadis Korea yang suka melukis dan memang berprofesi sebagai pelukis di jalanan di taman kota. I will put this as a triangle-romance then. Tapi jangan kuatir, film satu ini alur ceritanya tidak gampang ditebak dan terbukti kisah roman itu seperti kenyataannya  gak melulu harus happy-ending. Banyak kok di luar sana bertabur kisah sejati dimana para pelakonnya harus struggling on manythings, kan? Halah...  :D

Bisa dibilang, Zz cukup menikmati film ini secara keseluruhan. Setting-nya, pemilihan tiap sudut dalam pengambilan gambar, keindahan Amsterdam dengan  bangunan klasik khas Eropa, suasana musim gugurnya, akting para pemainnya, musik latarnya, aduhhh.. zz bisa jadi sangat senang gini pas nonton film ini. Pertama karena memang tentu saja gak time-consuming, gak kayak drama kan?

Ironinya adalah ini cerita tentang rahasia perasaan yang terungkap ketika semua telah terlambat. Adalah Hye-young, seorang cewek Korea, pelukis jalanan yang tinggal di Amsterdam bersama kakeknya yang memiliki toko barang antik. Ada seorang pengagum rahasia Hye-Young yang  ternyata seorang pembunuh bayaran yang selalu mengirimkan bunga Daisy tiap pukul 04.15 sore untuk Hye-Young. Hye-young tak pernah tahu siapa yang selalu mengirimkan bunga-bunga itu setiap hari hingga kemudian seorang laki-laki yang di tangannya memegang sepot kecil bunga Daisy mendatanginya di taman biasa Hye-Young melukis dan minta dilukis. Hye-Young kaget dan jadi salah tingkah ketika melihat pot putih berisi Daisy itu. Wajar sih ya, dia kan punya emotional-attachment yang cukup besar sama bunga itu sejak beberapa waktu.


Sayangnya sebelum Hye-Young menyelesaikan lukisan pesanannya, laki-laki itu tampak tergesa pergi dan mengatakan ia akan kembali besok pada waktu yang sama. Ia pergi seperti ada sesuatu penting yang terjadi, bahkan bunga Daisi yang dibawanya tertinggal begitu saja. Hye-Young berusaha memanggilnya namun lelaki itu hanya tersenyum sebelum berbalik menjauh. Sesaat Hye-Young tertegun lalu tersenyum penuh arti saat memandangi Daisi itu. Belakangan terungkap ternyata Hye-Young dimanfaatkan Jeung-Wo saat ia bertugas menyelidiki penyelundupan narkoba di salah satu bangunan di sekitar situ.


Keesokan harinya lelaki itu menepati janjinya untuk datang sehingga lukisan itu bisa diselesaikan. Hye-Young mengatakan ia menumpahkan kopi ke sketsa yang dibuatnya kemarin jadi harus dilukis ulang. Jeung-Wo pun setuju. Saat pertama kali melihat Jeung-Wo yang datang dengan bunga Daisi di tangannya itu, Hye-Young sudah mengira bahwa itulah orang yang selama ini ditunggunya dan mengiriminya bunga setiap hari.

Film ini memang akhirnya menyedihkan sekali. Kind of tearjerker. Tapi pesan moralnya smpe kok. Ternyata memang terkadang the wall of silence itu riskan sekali memicu kesalahpahaman. Kalau suka ya sampaikan saja, kalau bukan ya juga bilang aja. Aish, kesimpulan macam apa itu nak? :p
Baiklah, baiklah, saya mengerti, pada beberapa keadaan terkadang hal yang sederhana pun tidak sesederhana itu untuk dilakukan, banyak sekali pertimbangannya dengan harapan tidak akan muncul masalah. Nyatanya, hal yang lebih buruk malah terjadi kan? Kesalahpahaman serius itu kemudian memang  terurai ketika semua sudah terlambat dan yah mungkin terlihat sia-sia sih, tapi ya, begitulah mungkin garis takdirnya.

Jadi?

Well... yeah, this movie is a good one, recommended. It’s worth watching indeed. Apalagi Ost pengisinya musik klasik yang keren-keren dan tenang, apalagi pas piano dan gitarnya yang muncul saat Park-Yi, the killer menunjukkan diri secara tidak kentara dan menganggukkan kepala ke Hye-Young pada saat gadis itu hendak pulang sambil menyapa orang-orang di taman situ. That’s one I love the most. ^^
Zz juga berhasil menyebarkan 'virus' Daisy ini ke beberapa orang terdekat, si bungsu Ata dan Oya, si Adek, dan juga Kak Uji. hihihi... We had lotto fun discussing it.  Umm... who else? tak ingat lagi dah. :D


Btw, the message Park Yi wrote for Hye-Young of which she realized a mistaken thing backward succesfully make a heartwrenching inside... 
~ I am sorry. At first, I just want to help this lovely young woman. I built a bridge, then you gave me a painting. And I started sending Daisies. But the bridge I built became a bridge between you and him. Later, I could see you so sad after he left. That’s why I showed up. Now, I’ll give your heart back ~