Officially Fall!

I was caught up with my home works and assignments these days. Monday is already coming and rushing activities back in here! Sometimes I can breathe easily yet sometimes it's even hard to breathe. 

After finished my class this morning, I went home to take my book and also for having lunch since I did not take my lunch with me today. I came to school and just decided in sudden not to work on my assignment in my office. I sat by the balcony and started freezing since the breeze was cold enough for me who only wear a light Long sleeves T-shirt. I somehow could feel a paradox in me, I like feeling the fall around yet I barely stand the breeze in the beginning of fall. Seriously? Ata chit galak-galak manteng gata back peugah. :p

After a while I just spotted a perfect place to sit and work on my task so I just headed there and managed to spread all my paperwork around. Well, not really spreading out of course. You know what I meant right? So, I tackled few problems, struggled on other parts. This quantum mechanics really tear me apart. I fortunately thanked for the surrounding I have, it pampered my brain a bit somehow. I know it's hard to accept for you, never mind tho. 

Seems that someone just found a perfect spot.
How I love QM. :/
So that's the spirit, "work hard, play harder" #eh :))






When Saturday here!

How's life treating you recently?
Well, so far I could say that it's treating me so well. Alhamdulillah. Okay, okay, I know it's wayyy too much to say that it's only good things happened until now. Yet, what I meant earlier was that I did feel happy for things going on in this life. It implies that not only wonderful stuff that I have with me in this package but also difficult, hate-to-think-and-to-recall-stuff were there! They did! It's a bitter sweet package sending to me, right in front of my door every new day started. but, it shows that whatever happens, what you need to work on is the way you face it, the attitude you choose to deal with it. Then it leads you to always enjoy your coffee,  to thankful for every second God gives you to go through this journey with smile in your face and your heart.

Hari Sabtu ini memang gak kemana-mana, selain belajar kelompok di tempat Shalton di college station komplek belakang. Karena udah dua kali sabtu zz absen pas pergi ke Colombus dan Tupello pas jalan sama temen, kali ini zz harus datang sebelum beneran dicoret dengan kejam dari list sodara office room 25, kayak ancaman shalton kemarin. Hish kali anak tu.

Rasanya belum apa-apa, rasanya baru minggu kemarin pindah ke apartemen ini, udah sebulan aja. Time flies. Being busy with many things, classes, assignments, reviews, presentations, anak muda udah kena gilingan dari kapan-kapan kuliah mulai. Sabar anak muda. Memang gitu, nak, mana ada orang sekolah santai, cari ilmu itu harus berasa pahitnya. (ayah oh ayah, I know you're absolutely right). Yet, I can't help when I am having hard time understanding the paper works need to be done, it just splashed that it might be me, who dont understand this part of Physics, and it  might be me again who can't understand that level of english. =))

Men! Graduate School life starts crazy! This girl is trying her best to reach her target. It's already there, they set the bar high which I believe for good's sake. for better me and everyone, If we understand it that way.










Suatu Saat, dulu, dulu





Mungkin kau tak tahu,
Aku sering bercerita tentangmu pada Tuhanku
Hal yang kujaga darimu, selalu kusampaikan pada-Nya
ya, aku sering bercerita pada Tuhanku...
Cerita segala tentangmu...

kala itu 
ketika malamku menjadi lebih panjang 
dan ingatanku berjalan-jalan di langit kelam
banyak makhluk Tuhan yang berkawan
dan aku tetap bercerita tentangmu 
Pada Tuhanku


Gak sengaja jalan-jalan ke tulisan lama setahun lalu. I can feel that happy feeling at that time which turned upside down in the beginning of this year. Well, it's funny how things worked out, right? :)

(image taken from here)




Happy Birthday, Kid!

Biasanya saya jarang sekali buat tulisan panjang terkait ulang tahun seseorang di fb. Hanya orang tertentu dan kalau momennya pas. Pas disini dalam artian, saya buka fb pas di hari ulang tahunnya, pas koneksi juga lancar, pas waktu longgar, pas rindu sekali dengan orang tersebut, pas mood sentimentil bisa jadi membawa saya ke waktu-waktu yang saya habiskan dengan orang tersebut dan pas saya gak lupa tentu saja. Kadang saya ingin menangis rasanya kalau ingat bawaan pelupa saya yang parahan ini berimbas pada hal-hal penting hidup saya, kadang berefek ke kehidupan personal saya, hubungan sosial saya, atau profesional atau lagi akademik saya. Sedih hati.
Well, sebelum jauh, bukan itu yang membuat saya menulis entry ini. Bukan sama sekali.

Hari ini hari istimewa seseorang. Salah satu murid istimewa, kesayangan saya berulang tahun. Akhir-akhir ini kami sering berkirim pesan. Dia bercerita tentang sekolahnya, tentang pelajaran-pelajaran di sekolahnya. Tentang cita-citanya ingin kuliah nanti. Dia juga bertanya bagaimana kuliah saya, saya kuliah di jurusan apa sekarang. Saya menikmati semua percakapan saya dengannya. Lama sungguh tak bercakap-cakap dengannya. Mendengarkan ceritanya sepurat sekolah dan keluarganya. Karena menjadi guru privatnya, saya menjadi lebih dekat dengan ayah bundanya. Malah, sebenarnya, justru karena kedekatan saya dengan bundanya yang menjadikan saya guru privatnya.
Dia bertanya tentang kuliah di jurusan yang menampung minat dan bisa menyalurkan kecintaannya pada Fisika dan Matematika. Begitu saja saya menyebutkan Teknik  Fisika ITB atau kampus-kampus luar negeri karena dia cukup mahir berbahasa Inggris mengingat kedua orang tuanya juga guru bahasa Inggris dan sudah sering keliling ke berbagai negara.
Sebagai gurunya tentu saya punya harapan besar dia melanjutkan pendidikan dan meraih mimpinya kelak. Selalu ada energi positif setiap kali melihat sosok anak ini. You'll be someone someday, Apon. I believe so. :)

his old picture in my old cellphone. Time flies

Ketika menjadi murid privat saya dia masih siswa SMP. Dia juga murid laki-laki pertama saya, anaknya agak pemalu dan pendiam awalnya. Cerdas tak perlu diragukan, terasa kuat sejak pertama melihatnya, mengagumkan, dan bikin saya jatuh hati pada caranya menyelesaikan soal-soal pelajaran sains- Fisika, Kimia, Biologi. Time flies...sekarang dia siswa SMU, sudah kelas 3 saja, pencinta Matematika dan Fisika. 
Tidak ada mantan dalam hubungan guru-murid kan? Bahkan seingat saya, kami lebih seperti kakak-adik, apalagi kalau sudah ngobrol biasa di luar jam belajar yang serius itu.

This nice boy, with his beautiful mind and well-behaved attitudes, I know he will be a great person in the future, Insya Allah. 
May Allah always shower His blessing and fulfill all of your dreams, dek. Kak Zizah is so proud of you and wishes you all very the best! Happy Birthday, Apon!  :)


Terima Kasih lagi hari ini...

Kau sendiri pernah bilang, hati kita akan mengenali hati baik walau sejak pertama melihat orang tersebut.

Ini bukan tentang jatuh cinta pada pandangan pertama. Ini tentang hati yang mengenali kebaikan dan ketulusan orang lain sejak kali pertama kita bertemu mereka. Satu, satu, terbuktikan. Mereka adalah orang baik, tulus membantumu. Walau mereka tak mengenalmu.

Maka engkau, yang meneduhkan itu, terima kasih selalu. Hari ini lagi-lagi engkau membuatku tertunduk haru. Aku harus menghilang di balik pintu untuk beberapa kejap. Hati dan mataku memanas, engkau selalu baik padaku. Kalian selalu baik padaku. Tanpa banyak kata.

Aku membisikkan pada Rabb-ku, agar kalian juga begitu, dipertemukan dengan orang-orang baik, yang menolong kalian karena mereka memang ingin menolong saja. Yang kau kenali kebaikan hati dan ketulusannya sejak saat pertama.

The mutuwah face always has the way, no?
Thanks alot, again!


You who's thousand miles apart


Assalamu’alaikum.

Dear My lovely Supporter,
Bagaimana kabarmu? Ketika membaca ini semoga Allah memberkahi diri dan hatimu dengan kebaikan dan kebahagiaan. Oh, juga kesabaran untuk membaca ini, ya, surat ini akan panjang, aku mengingatkanmu awal-awal.

Suratmu datang lagi beberapa minggu lalu. Surat yang kedua, jika terhitung surat di bulan Mei lalu itu. Tahukah?  Aku mondar mandir di depan komputerku sebelum menulis ini untuk beberapa saat. Bukan tak tahu harus menulis apa, aku punya banyak hal yang ingin kukatakan, tapi  menuliskannya secara tumpah ruah tentu bukan ide yang bagus. Kau akan menganga bingung dengan isinya nanti dan aku tidak ingin itu terjadi. Jadi aku mulai berpikir apa saja yang ingin kukatakan, harus mulai dari mana dan bagian mana dari suratmu yang membutuhkan jawaban, baik yang retorika maupun yang tidak. Nah, Jika pun setelah melampaui tahap usaha ini, isinya tetap membingungkan, layangkan saja kritik dan saran. Untukku.

Sebelum lebih jauh, mohon maaf sungguh, surat pertamamu saat ulang tahunku belum lagi sempat kuselesaikan. Bolehkah aku membalasnya dengan beberapa halaman ini? Semoga engkau tidak keberatan.

Sebelumnya, aku juga berfikir, aku mungkin tidak bisa menuliskan hal-hal sebaik dirimu. Menurutku, kau bisa mengungkapkan banyak hal dengan  caramu, sedangkan aku, kau tahu, aku kadang sedikit kesusahan mengekspresikan perasaanku, um, maksudku secara … terbuka. Seringkali aku melakukannya diam-diam, bisa jadi menulis di secarik kertas seperti waktu itu, atau bsia jadi menyerahkannya langsung sambil menutup mata saat mengangsurkannya. Hahah.

Oh, aku ingin cerita juga. Aku baru saja tercerahkan dengan kalimat yang sudah sangat sering melintas sejak dulu namun seperti orang yang baru terantuk kepalanya, aku baru sadar sesadar-sadarnya ketika membacanya ulang. ”jika orang-orang lebih jujur dengan perasaannya, mungkin banyak hal rumit akan lebih sederhana”. Akhir-akhir ini aku melihat banyak buktinya. Kejujuran dan keihklasan hati tak pernah sia-sia.

Entah kau tahu atau tidak, kadang aku menuliskan banyak hal tentang banyak orang di hidupku, orang-orang tertentu yang ingin kuingat dan mengajarkan banyak hal buatku, kenangan pahit dan buruk, dan juga yang manis dan menyenangkan, menenangkan, semua ada di suatu tempat. Jika ada yang kebetulan menemukannya, tak mengapa. Karena biasanya mereka datang bukan untuk mencari tahu, mereka haya sekedar singgah, sengaja tak sengaja.

Hari ini, akhirnya aku bisa menuliskannya, yang seperti ini untukmu, dengan caramu. Terima kasih telah membuatku mencoba.

Waktu membaca surat bulan Mei itu, aku baru saja pulang kantor dan punya janji dengan Kak Tia, salah satu teman karibku yang juga kau kenal bukan? Dia menjemputku ke kantor dan kami pergi makan sore itu karena sama-sama belum makan sejak siang. Sebelum menutup layar laptop dan meninggalkan kantor, aku sudah mulai membaca sebahagian isi suratmu dan tak bisa menggambarkan secara tepat bagaimana perasaanku saat itu. Yang aku ingat, saat di tempat makan, mataku berusaha keras menahan bening yang berlompatan kejam, hingga kak Tia penasaran dan bilang, ‘Tia jadi pengen baca apa yang ditulis zah?”. Aku menjawab singkat dengan suara sengau bercampur tawa sambil menunjukkan layar laptop. Udara sore itu ikut sembab. Kesyukuran terasa di dalam hati, ia seperti tumbuh hingga ke langit-langit. Aku seperti dihangatkan di depan perapian di malam musim dingin. Purna dalam nyaman ketika kami beranjak pulang senja menjelang magrib itu.

Kamu yang disana,
ya, kamu, yang duduk di situ yang sedang menatap layar,

Kalau boleh bilang, aku sering takjub dan terkagum pada sosokmu sekarang, melihatmu tumbuh besar dari seorang adik kecil dulu, kadang aku masih tak percaya. Kadang seperti melihat di layar kilasan pertumbuhan dan perubahan itu. Foto-foto masa kanak turut mengejawantah memori  saat kita belum sedewasa sekarang. Foto-foto yang kondisinya terkadang menggemaskan namun lebih sering mengenaskan, maksudku, keadaanku di foto itu.

Dulu, entah kau tahu tahu hal ini atau tidak, aku sering memaksa untuk bisa menggendongmu saat aku masih berusia lima atau enam tahun? Aku lupa persisnya. Waktu itu kita masih tinggal di rumah Minek dan Abunek (Semoga Allah merahmati mereka berdua juga melapangkan kuburnya). Aku takkan tanya kau ingat atau tidak. kau masih balita sekali, dan aku kurus kecil sekali. Saat sedang menggendongmu, kita  seringkali jatuh, maksudku, aku sering terjatuh dengan kau di gendonganku. Mungkin kau sedikit tahu sistem koordinasi tubuhku yang sering oleng sana sini bahkan sampai sekarang, hahah. (sekarang sudah banyak berkurang tentu saja). Tapi aku memaksa. Jika sudah jatuh, sering kali kau tidak menangis, aku bersyukur lega untuk itu. Lalu aku akan segera mengangkatmu lagi, diam-diam sebelum mamak tahu, karena jika tahu dia akan melarangku untuk menggendongmu. walau sering sekali dia tidak bisa menolak saat lain waktu aku ngotot melakukannya lagi. Mengenang itu semua, aku masih terkekeh geli hingga saat ini. Tentu tak perlu kuceritakan banyak hal memalukan di masa kecil tentangku yang sering diceritakan kembali ayah dan mamak selepas makan malam bahkan di malam buka puasa pertama kita ramadhan kemarin. Ingatkah? Hish, rasanya aku ingin tutup muka.

Saat kau masuk SD kelas satu, jika tidak salah aku kelas 5? Sejak itu aku merasa engkau menjadi tanggung jawabku selama di sekolah, aku harus menjagamu, atau setidaknya begitulah aku berfikir sederhana dengan kepala anak seusiaku. Sebenarnya aku cukup kuatir, sejak kecil aku pelupa parah. Aku sering lupa dengan uang jajanku jika diletakkan di atas meja oleh mamak, tas makan siangku, tas tenteng tambahan berisi bukuku, entah itu di rumah atau di meja di kelas, dan sering kali sepedaku di parkiran sekolah. Bagaimana nanti jika aku juga melupakanmu? tanpa aku sengaja tentunya.

Jika lonceng pulang dan kami berhamburan keluar kelas dan aku bersama teman-temanku, aku akan pulang dengan berjalan kaki bersama mereka tanpa sedikitpun ingat dengan sepeda. Dan itu terjadi berulang-ulang. Kau tahu Bang Ravi sungguh kesal dengan kebiasaanku, karena terkadang dia yang harus balik ke sekolah yang tidak dekat jaraknya untuk mengambil sepeda itu. Kadang aku memilih mengambilnya sendiri, tapi itu jarang terjadi. :D

Lalu ketika kau mulai bersekolah di sekolah yang sama, ingatanku sedikit membaik karena kau sering tanya yang sekaligus mengingatkanku, “kak, sepedanya di sebelah mana?” kurang lebih begitu alarm-mu. Kau sering bertanya aku menyimpan sepeda di mana tiap kali kita pulang. Dan ya, kau sering menungguku padahal kelasmu lebih cepat selesai, padahal kau bisa bermain ke kantor ayah yang tak jauh dari sekolah kita seperti yang sering kusarankan, tapi sering sekali kau memilih menungguku, sambil menulisi …. tembok sekolah. Iya dek, kau hobi menulis di tembok sekolaaah! for God’s sake, itu Bukan papan tulis. Hahaha. Tentu saja aku ingat betul bagaimana peristiwa itu, aku dipanggil guru karenamu. Aku lupa, apakah aku mengomelimu saat itu  agar kau tidak melakukannya lagi? Maafkan. Kita punya banyak kenangan lucu dan seru bukan?

Kamu, pendukung setia berhati pualam,

Kamu sudah besar sekarang. Kita sudah dewasa sekarang. Banyak hal yang berbeda tentu saja. Cara kita menghabiskan waktu. Cara kita berdiskusi. Cara kita membicarakan banyak hal mulai mengalami penyesuaian, bahkan tanpa kita benar-benar sadar. Begitu saja terjalani. Kita hanya bisa mengira-ngira, sepertinya kita sekarang sedikit lebih dewasa dari sebelumnya?

Aku menikmati semua waktu-waktu yang kita habiskan. Minum Cappucino buatanmu, atau buatanku, makan mie buatan ata atau aping di tengah malam bersama kalian, meledekmu, mendengarkan tawa kalian, menyimak perbincangan kalian. Ya Tuhan. ada hal-hal yang sulit kujelaskan rasanya yang begitu nyaman dan hadirdengan serta merta. kadang saat terbangun subuh atau mampir ke kamarmu, aku mendapatimu bermukena, kadang sedang sujud, kadang dengan mushafmu. Kadang aku memejamkan mata sambil menajamkan telinga. Aku menikmati lantunan tilawahmu dari kamarmu atau ruang shalat, lamat-lamat aku menikmati itu semua kala di rumah. ada bahagia yang menyusup jauh ke dalam hati, naik ke kepala, menjalar ke seluruh tubuh.

Ritual pulang ke rumah selalu mengisi tangki energiku. Tangki kosong energi, yang habis karena lelah hati, letih pikiran, dan capek badan. seperti tombol refresh dan recharge yang otomatis aktif setiap kali berada di tengah-tengah kalian. Sungguh benar, keluarga adalah tempat pulang dan berlari, tempat untuk selalu datang dan harusnya tak menjadi tempat persinggahan. Tempat hati melabuhkan semua rasa yang kita punya, bahagia dan tidak bahagianya.

Terima kasih untuk selalu ada di sana. Kadang tanpa kuminta. Terima kasih untuk semangatnya. Kau mungkin harus tahu, kali ini akan kubagi rahasia-rahasia kecilku berjudul namamu.
Kau adalah tempatku bercermin, melihat masa kanak dan remaja. Kau juga tempatku belajar dan memperbaiki diri dalam tahapan yang tak pernah selesai. Well, who does? ^^;

Tahukah? Banyak hal tentangmu  yang membuatku tersenyum bahagia, melangitkan syukurku pada-Nya, betapa Ia hadiahkan adik hebat dan keren sepertimu. Terima kasih untuk tiap kejutan dan tulisanmu yang menghangatkan hati. Dan terlebih lagi, terima kasih untuk selalu mengingatku dalam doa-doamu. Kau tahu bukan, doa adalah cara paling baik memeluk orang yang kita cintai dari jauh, doa juga menyampaikan rindu kita secara sungguh dan mendalam. Kita memohon agar orang-orang yang kita cintai dalam penjagaan Allah dan dimudahkan dalam tiap langkah. Doa menggaungkan nama kita di langit-langit sana, juga langit hati kita, dan kita menjadi senantiasa dekat dengan orang yang kita doakan.

Terima kasih dek. Sepertinya aku menjadi tahu mengapa seperti ada saja kebaikan dan kemudahan yang kutemui sejak disana dan juga di sini. Ada saja tangan-tangan tak tampak yang memudahkan urusan dan membuka jalan. Aku yakin sekali, karena dengan doa-doamu, doa-doa mamak dan ayah, doa para sahabat. Ya, doa dari kalian semua senantiasa memeluk dan menjaga tiap langkahku hingga kebaikan dan kemudahan selalu saja muncul. Allah sungguh Maha baik, dek. Betapa aku sungguh beruntung memilikimu dan kalian semua, orang-orang berharga di kehidupan nyata. Alhamdulillah.

Mohon maaf jika pernah membuatmu sedih, mohon maaf untuk waktu-waktu yang sedikit untuk kita habiskan bersama, juga untuk hal-hal yang kurang berkenan dan menyinggung hatimu. Maafkan pula sampai pernah membuatmu berfikir mungkin lebih mudah jadi temanku daripada adikku karena sedikitnya waktu kupunya untuk bersamamu. Kau perlu tahu, jikapun kita dilahirkan kembali, aku akan tetap memilih engkau menjadi adikku. Agar kita tetap menjadi kakak-adik yang begini ini. Dan semoga, jika Allah panjangkan usia, Insya Allah, semoga kita punya waktu lebih banyak untuk dihabiskan berdua, membicarakan hal-hal yang kita sukai, membahas buku kesukaanmu, mendengarkan cerita tentang duniamu yang begitu kaya dan berwarna, mendengarkan celotehmu di pagi buta, saat tengah hari, saat senja tiba, atau saat malam hingga dini hari, kita kadang lupa diri kalau sudah cerita sana sini, lintas isu, seperti waktu itu. Benar, aku rindu sekali padamu dan cerita-ceritamu.

Insya Allah episode kita masih perlu banyak tambahan. Jangan khawatir, tak kan ada bill yang akan ditagihkan, jika kau ingin bercerita dan berkeliling denganku. Aku akan dengan senang hati membawamu jalan-jalan, mendengarkan cerita-cerita, menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis atau yang sederhana tapi begitu bermakna. Kau tahu, semua begitu berarti buatku, seperti vitamin hati saja. Sepertimu juga, mana mungkin aku mampu melupakan semua hal baik dan menyenangkan kita?

Maka, dari jarak ribuan mil sekarang ini, aku meniup udara ke langit-langit, semua berisi doa dan kerinduan sepenuh hati buatmu. Buat kalian di rumah. Aku titip salam pada udara subuh yang menguap ke langit pagi, pada senja dengan cahaya matahari terakhirnya hari ini, juga besok,  besoknya lagi, begitu terus, hingga kita bertemu lagi nanti. Aku pastikan kau menerima paket-paket imaji itu dengan hatimu, semoga.

Teruslah menjadi orang yang bersemangat seperti yang kukenal sekarang, orang yang punya mimpi besar dan berusaha keras mewujudkannya, yang makin bijak dari waktu ke waktu. Yang selalu berhasil membuatku tertunduk terharu. Aku punya adik hebat sepertimu. Ya Salaam. Allah sungguh Maha Baik. :)Kau menjadi tempatku bercermin, pada bijaksana dan semangatmu, pada spontanitas dan percaya dirimu, pada ketekunan dan ketidaklelahanmu melakukan banyak hal, pada aktivitasmu yang segudang itu. Ya, pada semua kebaikan dan kelebihanmu. Aku sering jatuh hati diam-diam pada banyak hal yang ada padamu dan yang kau lakukan.

Terima kasih telah menuliskan perasaaanmu tentangku. Terima kasih telah mendukungku dengan ketulusan dan caramu itu. Terima kasih untuk selalu mengingatku dalam doa-doamu. Terima kasih untuk bercangkir-cangkir kopi yang kau niatkan buatku. Terima kasih untuk selalu menyempatkan menyapaku sesibuk apapun. Maafkan atas banyak keterbatasan dan kekuranganku, maafkan jika ada hal yang tidak memenuhi ekspektasimu. Sungguh, beritahu aku sejelas-jelasnya, terkadang, ada banyak hal yang bisa kita selamatkan jika kita  menyampaikan dengan jelas seperti apa sebenarnya maksud kita. Walaupun tidak tercapai seperti yang kita harapkan, paling tidak kita membuat mereka tahu hal seperti apa kita pikirkan, dan kita sama-sama belajar, hal apa yang bisa diupayakan  dan kita bisa sama-sama berjalan ke tengah-tengah atas nama berusaha mengerti satu sama lain. *asiiik!* *baru idupin backsound* =))

Terima kasih untuk hadiah buat hati, kata-kata dalam suratmu membuaku bersemangat di sini, tak hanya mata yang berembun, hati ikut menghangat dan penuh. Semoga Allah senantiasa mendengarkan doa-doa kita, mengabulkan tengadah dan pinta, meleraikan sedih dan melapangkan hati-hati kita.
Baik-baik ya di sini, titip mutiara berharga, harta hidup kakak ya dek, ayah mamak kita, adek ata, aping, mereka kupercayakan padamu.

Selalu rindu,
Kak zizah

ps :
Bagiku, kadang hati itu umpama lokus rumah lebah. Tiap orang yang kita sayang punya rumahnya sendiri di ruang hati. Tentu saja ruangan pribadi buatmu tak pernah bisa digantikan orang lain. :)

(Suatu sore, 31 Agustus 2014, dari sebuah sudut kota kecil Starkville, Mississippi

The Letters

I keep asking myself, how do you feel when you read a letter written for you?
Surprisingly, the answers are always various. yet, it has the same characteristics : happiness, heart touching, the longing feeling. :)

And I already got two from her so far, my lovely supporter. What a surprise.

I got the first one on my birthday. Good God, I felt like almost can't breath-out. choked! Bitter! Warm! many kind of emotional feeling just stabbed me! Together, and at once! Don't imagine it!

---

Assalamu'alaikum. 
            How are you ?
            Feel like long time no see you  :”).

Aku punya definisi tersendiri tentang orang – orang yang kusebut cool, yang jika kujelaskan boleh jadi sulit bagi orang lain untuk memahaminya. Maka pada beberapa situasi tertentu, aku memilih untuk tidak menjelaskannya, bagiku akan lebih mudah untuk menjawab siapa saja memangnya yang termasuk dalam list orang – orang cool menurut definisi yang aku punya ?, baiklah, akan kubocorkan sebuah rahasia kecil yang besar ya, sini, diteriakin aja ya ? haha.

            Here we go :). Untuk lelaki paling cool yang pernah kuketahui, ia adalah orang yang paling berjasa yang telah memboyong seorang bidadari ke rumah yang telah merawat kita hingga sekarang ini, seorang bidadari yang kita panggil ibu, maka lelaki cool itu adalah ayah.

Terus yang masuk dalam list orang2 cool itu,,, juga beberapa teman laki – laki dan wanita. Itu karena mereka anak anak muda yang keren kak. Gimana ngak, saat banyak anak muda sering galau hanya dengan masalah sepele dan karena dirinya sendiri, itu kawan kawan malah terus sibuk mengejar impian, memperbaiki diri sambil terus berusaha memikirkan banyak orang, demi memberi manfaat katanya. Itu kan cool ya ? makanya dari itu mereka2 itu masuk dalam daftar orang2 cool versi La kak.

Lalu pasti bertanya kan, emangnya apa hubungannya itu dengan ini, ya kan ? *pura2nya iya aja ditanyain gitu kan ? hihi. maka kemudian kita masuk dalam sebuah kabar yang tidak kalah cool nya, bagiku, kakak adalah satu dari orang2 cool versiku itu. :”).

Karena ? okeh. Let’s start !.

Kakak itu guru les pertamaku. Aku menyebutnya les karena itu adalah belajar diluar jam belajar sekolah, jadi semacam belajar tambahan. Alasannya udah cukup aneh belum ? udah cukuplah ya ? bagus. Jadi gitu. Kk adalah guru les pertamaku yang mengajariku banyak hal tentang belajar. Meskipun aku tahu, tak mudah bagimu menjadi guru untuk murid sepertiku yang kadang lebih tertarik dan penasaran untuk memperhatikan cicak menangkap nyamuk didinding daripada memperhatikanmu dengan seksama ketika menjelaskan peer matematika atau sejenisnya, maka aku tahu sebenarnya sangatlah wajar dan dapat dimaklumi kalau bukan sekali dua kali aku membuatmu kesal, hihi.

Aku juga tahu mungkin kakak pernah malu dan gemes sekali ketika guru SD itu secara khusus menjumpaimu untuk minta tolong diingatkan aku agar insaf dan berhenti untuk menulisi tembok sekolah dengan namaku sambil menunggumu. Untuk kesekian kalinya beliau terlambat, dinding yang baru ter-cat itu sudah sukses kutulisi ketika beliau menjumpaimu, haha. Maafkan aku Tuhan, dan rahmati guru2 SD baik hati itu, Amin.

Dulu kita sering terlibat dalam perbincangan2 kecil dan ringan. Mungkin hanya sekedar bicara tentang siapa giliran mencuci piring, menyapu rumah dan halaman, membereskan ini, membereskan itu, dan aku tahu kebiasaanku ketika kecil yang dulu suka tongkrongin TV untuk nonton film kartun ketika pagi minggu cukup membuatmu kerepotan dengan semua tugas rumah yang ada, karena aku kadang dengan tidak berpri ke-adik-an membuatmu mengerjakannnya sendiri, atau kau harus memaksaku lebih dulu untuk membereskan ini itu dulu, baru nyantai. Haha. Ternyata,,,,jadi kk ngak mudah ya ? :”D

Kapan aku belajar paham ?
Setelah beberapa waktu kak, ternyata.
Tak mudah menjadi kakak ternyata.
Aku insaf setelah belajar. dan rasain sendiri gimana rasanya jadi kakak.
Syukurlah adiknya sekarang ngak serewel aku dulu, hoho.

Ah, sebelumnya. Maaf ya. untuk semuanya. Untuk semua hal yang kuabaikan tentang tanggungjawab dan keharusan berbagi banyak tugas yang dulunya sering kuabaikan. Karena kuanggap kau pastilah cukup mampu untuk membereskan semuanya. Hingga akhirnya ketika kau pergi keluar kota,,, kita jauh, dan aku terhenyak pada sebuah kenyataan yang lain.

Aku harus belajar bertanggungjawab. Tak hanya untuk diriku sendiri. tapi untuk semua peran yang ada. Mungkin itulah pelajaran terbesar yang kudapat setelah kita pisah kota, :").

Akhirnya kita semakin beranjak dewasa, dan akhirnya setiap kali ketemu, jika ada kesempatan untuk bicara, lebih tepatnya berdiskusi, kita akan mulai membahas berbagai isu. Yang lebih berat dan serius dari dulu. Tentang hidup. Tentang orang2 disekeliling kita, tentang lingkungan pergaulanmu, pergaulanku, hingga yang terakhir yang pernah sempat panjang sekali kita diskusikan adalah tentang itu ; hidup dan impian. Kau tahu, itu tema terkeren kurasa yang pernah kita lakukan. Semoga kita punya kesempatan lain untuk kembali berdiskusi lintas isu seperti katamu ^^.

Saat itu selepas Magrib. Aku ingat benar begitu banyak nasehatmu kala itu. ketika kita berdua berbaring dikasur sambil menengadah pada langit-langit kamar itu, kau mengingatkanku, menasehatiku, dan menyemangatiku tentang banyak hal. ehem.

Kk harusnya bangga*hoho* itu pertama kalinya aku dinasehati secara privat tanpa keinginan menyela atau membantah sedikitpun. Malahan, saat itu aku ingin sekali segera mengambil sesuatu yang bisa merekam semua perkataanmu agar aku bisa mengulangnya kapan2 kemudian. Lalu kemudian berpikir, kenapa lama2 nasehatmu jadi seperti motivator dan psikolog ya ? //jangan2 setelah ini kau akan minta bayaran ? haha. Lihatlah, aku sempat2nya begitu. Tapi jauh didalam sana, dihati, kau tahu aku berterimakasih banyak sekali untuk semuanya kala itu. semua yang kau katakan, begitu berarti untukku, apapun.

Hm, apalagi ya. ah ya, aku tak tahu harus bilang ini atau tidak sebenarnya, tapi ya sudah tak apa. Dulu, aku diam2 mengumpulkan jumput demi jumput hal hebat yang kau katakan dan lakukan untuk menyemangatiku. Kau pernah bilang, ayuk semangat untuk impiannya. Itu kau bilang ketika aku malas-malasan belajar. Aku menggigit itu kuat2. Aku tahu aku harus terus banyak belajar tentang banyak hal.

Aku pernah berfikir, saking jarangnya waktu kita bersama di awal-awal kepergianmu keluar kota. Mungkin akan lebih mudah jika aku menjadi temanmu saja daripada jadi saudaramu agar lebih bisa sering bersamamu. Belakangan aku sadar, itu hal terkonyol yang pernah terfikirkan. Posisiku sekarang terlalu hebat untuk sekedar minta tukar ‘hanya’ sebagai teman untukmu kan ? padahal dari peran yang sekarang ini, aku bahkan tetap bisa berperan sebagai sahabatmu ketika memang kau butuhkan.

Belakangan belakangan ini aku banyak belajar. Banyak sekali. Dan seperti yang Ayah pernah bilang, sebenarnya semakin banyak kita belajar, semakin kita tahu bahwa ternyata ada begitu banyak hal yang masih belum kita ketahui. Itu sebabnya kita harus terus belajar.
Sebuah nasehat yang bijak sekali pernah bilang, “Kalau kita sulit untuk berterimakasih pada yang di bumi, akan lebih sulit bagi kita untuk berterimakasih pada yang di langit.”

Maka dari itu,,,

Terimakasih, untuk semua pelajaran, nasehat, teguran, kritikan, apresiasi, dan semangat yang pernah kau berikan dan tularkan. Aku akan selalu ingat semuanya.  Semuanya sampai kapanpun.

Terimakasih atas semua hal yang kau lakukan, yang entah bagaimana ikut menjadi lecutan bagiku. Terimakasih untuk terus menjadi wanita yang cantik hatinya dan aku tahu itu tak mudah kan ? benar. Tak mudah untuk terus belajar menjadi pribadi yang cantik hatinya ditengah begitu banyak tantangan hidup sekarang ini. tapi aku tahu dan bisa melihat kau tak pernah berhenti untuk itu.

Terimakasih for being my sister. Really proud of you. Semoga kk juga merasakan hal yang sama. Tapi kk tahu, kita bahkan sebenarnya tak perlu berjuang menjadi hebat hanya untuk sekedar bisa saling membanggakan satu sama lain kan ? bahkan meski kita akhirnya bukan siapa2 bagi orang lain, kita tetaplah orang2 berharga bagi keluarga kita sendiri. but, so far, aku tahu masing2 kita terus berjuang untuk terus menjadi pribadi yang hidup dengan impian2 besar dan terus memperjuangkannya.

Terimakasih untuk menjadi orang yang terus mampu menyemangatiku. Membuatku percaya bahwa sungguh belajar selalu mampu memberikan manfaat yang besar. Terimakasih untuk menjadi orang yang terus semangat berbuat baik, untuk menjadi orang yang mengajarkan bahwa jangan pernah mudah menghakimi orang lain, meski ia tak sefikiran dan sejalan dengan kita. Aku meringkasnya kemudian dengan bilang, kau mengajari untuk selalu menghormati orang lain sekalipun mereka berbeda.

Terimakasih juga untuk terus menjadi pribadi yang dewasa. Memandang hidup dengan banyak sisi dan sudut pandang. Menularkan kebiasaan membaca. Membuatku cemburu pada koleksi bukumu, aku punya banyak buku loh sekarang, *iya, ini pamer, haha. Becanda kok :”). Aku tahu koleksi buku ini masih tak seberapa, juga akan tak jadi apa2 kalau isinya tak membuatku lebih baik kan ?. tapi setidaknya terimakasih untuk semangat yang ditularkan yak ^^.

Terimakasih untuk SMS ulang tahun yang bikin terharu dan nyaris nangis di angkot pas baca, hihi. isinya nyaris bikin yang baca ingusan :”). Bagus dan bikin melting, :*).

Terimakasih untuk tulisan surat kecilnya pas di panggung di acara yang pernah membuat kita sepanggung, masih ingat ? find that letter in your birtday paper then ^^. Isinya juga bikin panas dingin. So cool n romantic you are, haha. Terimakasih untuk apresiasinya kak. Really sesuatu. Btw, kata orang kita kayak orang lain, hihi. tega sekali mereka itu -_-. Tapi kabar baiknya, itu artinya acting la sebagai profesional boleh lah kan ? *pletak.

Ah, sebenarnya masih merasa semacam harus berterimakasih atas sesuatu. Kubilang juga apa, agaknya kau memang telah melakukan banyak hal dalam hidupku, hihi. tapi apapun itu, atas nama kebaikan, perhatian, pelajaran, teguran, apresiasi, moga Allah balaskan yang lebih baik dan jadi amal kebaikan buat kakak.

In this time. I just wanna say : HAPPY BIRTHDAY My Lovely Sista. Really lucky and proud to be your family, especially your sista. Your friend. Your partner. Your supporter. Your student too ;D.. I’m sorry if I’m not good enough as your sista. But, you have to know that, when you feel bad, sad, and when everything doesn’t work good in your life, we are here. You are not alone. We are family. And as a family, we always here for you. We will always  love each other no matter what kan ?.

For everything you do. You fight to reach that, I’m always pray to God may he will always help you. Wish all the best for your life. As sister, as wife some day ;), as mother one day ;), and I believe, and pray for that, you will always try to be a good daughter for our parents, good sister, good friend, woman, always. Wish you all the best my lovely sista. Love you.

Bingung. Ingin mendo’kanmu sebanyak mungkin kak. Yang pasti, moga makin disayang Allah. Ah ya, soal pasir Bali itu ? take it easy. Aku hanya bercanda teror2 soal pasir Bali itu kok. Pake nanya2 truk pasir pula, haha. Itu cuma becanda. :D.

Oh ya satu lagi, nanti sebelum ke Amriki kita bikin coffee party dulu yuk ? hihi. dan nanti kalau sudah disana, please do this for me : write my name in a paper, take a picture with that. With a cool background. Please. Yah ? *_*. Yang ini becanda, tapi serius loh :3.

Dan satu lagi, really wish and this is very important. Aku harus memastikan bahwa sejauh apapun kau pergi, sebanyak apapun orang yang kau temui, aku harus memastikan satu hal. bahwa aku haruslah jadi sosok adik yang paling keren dan tak tergantikan dihatimu ya. ngak boleh ada yang ganti, dan mereka ngak akan pernah bisa. I will fight for that. Haha. *apa yang kau katakan La ? 0_0. Ini lebay ? ya, pengaruh alam sekitar kak. Whereever you go. You are mine. Hihi ;). Melting ? wish for that :P.

Terakhir, Allah, berkahi kakak dengan semua tuntunan kebaikan. Buat hatinya cenderung selalu pada kebaikan dan kebenaran. Berkahi hidupnya dalam kebaikan. Datangkan dan kelilingi ia dengan orang2 baik. Juga segera anugrahkan ia seorang sahabat hati yang keren. Amin.

*Keterlambatan bukan hanya bisa terjadi karena diniatkan, tapi juga karena kebingungan yang dialami untuk membuat sesuatu yang sedramatis mungkin. :"). 

 Wassalam.
Your Lovely Supporter. ^^.
Laila K.



ditulis dengan emosi campur aduk :"). jangan liat tulisannya ya, liat isinya. biasanya tulisannya lebih parah loh, haha.
ditulis dengan emosi campur aduk :"). jangan liat tulisannya ya, liat isinya. biasanya tulisannya lebih parah loh, haha.


--

Then the second one made me even worse since I haven't finished the one for replying the first birthday letter! :( 
Sorry me, dek. 
I read this second letter when I was in Atlanta Airport. Waiting for my flight to Colombus that time. I was like holding my tears and then I just let it be. An old man sitting in front of me smiled. I smiled back! My heart wrenched  a lot!
She put the title, Letter1 for addressing the first letter since I left, I guess. (Officially this is second though)


--


Assalamu'alaikum.

Terhitung sudah lebih 48 jam dari tatap muka terakhir kita. Dari pelukan terakhir kita. Dari sebuah kalimat yang kubisikkan padamu ; aku akan pasti merindukanmu :').

Kau tahu, sebenarnya aku menyembunyikan banyak hal menjelang detik – detik perpisahan “sementara kita”.
Bahwa sebenarnya betapa bahagianya aku untukmu.
Bahwa sebenarnya betapa aku bangga padamu.
Bahwa sebenarnya,,, aku mengkhawatirkanmu.
Bahwa sebenarnya berat dan agak sulit melepasmu, meskipun. Meskipun… :”)
Bahwa sebenarnya aku, pasti akan sangat mudah menangis jika mengingatmu sewaktu-waktu.

Bahwa sebenarnya aku, sengaja, tak membuat agenda keluar rumah selama hari-hari terakhir kebersamaan kita dalam rumah yang sama, meski kau terus terlihat sibuk sendiri mengurus ini itu yang seolah tak ada habisnya. Aku sengaja, setidaknya saat itu akan masih bisa melihat wujud fisikmu disana. Lalu lalang di dapur, di ruang tamu, di ruang keluarga, kamar, di semua ruang di rumah kita. Tertawa dan menertawakan. Atau sekedar beriringan jalan. Setidaknya kita di tempat yang sama.

Bahwa betapa senangnya aku hari itu setelah nyaris sekian tahun lamanya kita tak pernah melakukan hal itu ;
Belanja ke pasar bersama. *ini bagian paling romantis kurasakan. Love that moment so much ^^.
Berdiskusi tentang hal-hal yang tak biasa. Perasaan, dan impian. Haha. Ini ini,,, terlalu singkat :”).

Kau tahu, setiap kali kita bicara dan berdiskusi berdua (saja), aku selalu bersyukur, bahwa aku seolah melihat sisi lain dari dirimu yang membuatku berfikir, terimakasih Tuhan telah menjadikan kami saudara dalam satu keluarga :"). 

Kau tahu, satu hal yang juga membahagiakanku adalah melihat kenyataan bahwa kau dihadiahi Tuhan dengan banyak sahabat-sahabat dan orang2 baik disekitarmu, semoga kau juga jadi sahabat yang baik bagi banyak orang.

Ah ya, kau pasti ingat bahwa sepanjang perjalanan di motor berdua waktu itu, saat aku bilang ada banyak sekali hal yang ingin kutanyakan untuk dan tentangmu, kau bilang silahkan tanya. Bagian mana. One question one answer. Ya kan ? dan aku tiba-tiba speechless. Mau tanya yang mana dulu ? *kapok.haha.

Tapi akhirnya aku menanyakan sebuah pertanyaan yang penting kan ? dan jawabanmu cukup sesuatu. Haha. Ah, tentu saja hal itu tak akan kusia-siakan. Anggap saja kita masih saling berhutang diskusi tanya jawab. Maka bersiaplah menerima pertanyaan selanjutnya ya nona ? :*). Hoho.
Terimakasih atas warisan2 yang kau tinggalkan ya ^^. Hehe.

Semoga engkau selalu dalam penjagaan dan bimbingan Allah kakak, dimudahkan dan dilancarkan semua urusannya.  Aku pasti akan selalu merindukanmu. Sampai bertemu lagi  dalam keadaan yang terus lebih baik dari masing-masing kita. Dan teruslah menjadi muslimah yang lebih baik .Amin.

Aku tak ingin dan tak akan bilang good bye padamu, jadi bilangnya see you :). baik - baik disana ya kak ^^.


Wassalam. 
With Love.
Your Sista.

 

PS : I was speechless at that time, and even until now, it always makes me burst into tears everytime I go through her words. Thank God for giving me a sister like her. Thanks alot. Alhamdulillah.