Kondusifnya Ramadhan...

Berasa gak dengan kondusifnya ramadhan buat kebaikan dan peningkatan ruhiyah kita? Kalau zz bilang sih, iya. Betapa dalam sebulan Ramadhan ini, tiap malam kita shalat sunnat berakaat-rakaat dengan penuh semangat dan tanpa keluhan. Berbondong-bondong pula. Juga ceramah-ceramah agama yang tiap malam kita dapatkan, biasanya mungkin seminggu sekali, itupun kalau ada. Ini tiap malam kita bisa mendapatkan asupan gizi buat ruhiyah kita lewat tausiah-tausiah para ustadz.

Amal ibadah lainnya yang begitu semangat pula kita geber adalah tilawah Qur-an. Demi target khatam kita masing-masing, sehari semalam kita bisa melewatkan bacaan ber juz-juz, yang mungkin di hari-hari biasa kita, sangat jarang atau mungkin gak pernah sampe segitunya. Subhanallah, betapa lembutnya hati-hati dari pribadi yang senantiasa menyibukkan diri dengan ibadah yang luar biasa intensitasnnya ini. Ditambah dengan amal sedekah dan shalat sunnat yang kita perketat.

Itu kondisi ibadah personal kita. Lalu lihat lingkungan sosial kita. Misalnya contoh kecil, cara berpakaian kaum perempuan terlihat lebih sopan (atas apapun niatnya, alhamdulillah, mereka telah menutup auratnya sehingga potensi orang lain berdosa karena melihat yang bukan haknya menjadi jauh berkurang). Suasana emosi orang-orang menjadi jauh lebih baik, entah aja, auranya beda dari hari selain ramadhan. Mungkin pas ada yang mau marah-marah atau berantem, ada aja yang nyeletuk, 'sabar, lagi puasa'. Tuh, keren banget kan.

Belum lagi iklan-iklan di tipi. Ya ampun, mendadak seisi tipi jadi relijius mulai dari program acara, iklan, sampe konser musik aja dikasi judul konser ramadhan. ckckckck. Entah lah, terkadang beberapa hal yang seharusnya tidak berdampingan menjadi campur baur tidak jelas batasnya. Wallahu 'alam untuk yang begini.

Intinya apa?
Kalau diperhatikan, ternyata kita tidak sendiri berjuang meningkatkan ruhiyah kita selama di Ramadhan ini. Lingkungan di sekitar kita pun menjadi jauh lebih kondusif. Biasanya acara-acara aneh, garbage prone, (haha, sorry to say this) wara wiri sepanjang waktu di televisi, selama ramadhan mereka jadi sedikit lebih tahu diri. Tausiah-tausiah begitu mudah kita dapati, ilmu-ilmu agama yang begitu berharga juga terdengar begitu akrab di telinga, over all, subhanallah, ramadhan kita benar-benar mencitrakan keshalihan sosial yang nyata.

Out of those things, tentu saja ada keprihatinan lain, yaitu dengan berakhirnya ramadhan biasanya ditandai dengan putus dan selesai pula semua bentuk keshalihan sosial itu. Klasik memang. Namun, kembali ke maisng-masing kita, jika tiap kita secara personal tetap menjaga keshalihan diri, tentu saja keshalihan sosial itu yang nota-benenya adalah hasil konstruksi dari keshalihan pribadi akan bisa tetap ada bukan? Maka, pertahankan segala kebaikan yang ada dan yang berhasil diraih di ramadhan ini hingga ramadhan ini pergi hingga ia kembali lagi tahun depan, (semoga diberi kecukupan umur untuk bertemu dengannya kembali, aamin).

0 comments:

Post a Comment