-

Jika aku menuliskan luka yang terlanjur terburai hari ini, bukan karena ingin ia abadi. aku hanya ingin mengingatkan diri, ada pada sepenggal waktu ketika aku merasa hati seperti pecah terburai kesana kemari. Tersentak tak percaya tapi tidak sempat berbuat apa-apa.

Well, this is life. sometimes you just can't help to manage things even if you've tried so hard working on it. Once it splashed right before your eyes, all you can do is just to stop for a while, istighfar, think again what you've done, evaluate yourself, your heart. and accept with your big heart that you lose. Accept that. And don't forget, take a new 'start'. Just leave it behind quickly! Let it be. Allah has set another better scenario for you, insya Allah. Kau hanya perlu percaya.

Wednesday Again?

Yabaiiii! honto ni jikan ga nakatta.

I just feel like yesterday was Wednesday then today is Wednesday again? Oh Mine, time walks us so fast. I even didn't feel it has been a week passed. Beneran gak kerasa, rasanya baru kemarin lah bahas jumat dan weekend ini tau-taunya udah rabu aja lagi. Baru juga kemarin rasanya nge post yang wordless wednesday, eh ini udah wednesday night lagi? Masya Allah.

Bingung kali ini dalam beberapa hari ini. hectic, overload work, overload thoughts (kalau ga salah yang gak mungkin itu kepenuhan sama ilmu, jadi kepenuhan sama yang lain kayaknya masih acceptable, hahah). So many things to do, yet so little time. Then, put everything in order is a must now, my dear.

Kadang terlalu banyak mikir, terlalu takut salah, terlalu takut resiko ini itu, padahal udah dewasa dan umur segini lah, tapi kadang pas terpojok tetep aja jadi takut ini takut itu. Kesannya galau padahal enggak, hanya membayangkan resiko yang terlalu besar dan takutnya gak bisa diselesaikan. Mengelola masalah agar segera dapat jalan keluarnya juga kadang butuh kebijaksanaan hati dan kehati-hatian dalam mengambil keputusan. sayangnya sekarang untuk beberapa hal penting tertentu, I tend to keep the thing for myself only. Well, I don't really wanna make people get involved in this case, I mean, I don't wanna make them worried. At least not for this time. Well, yea, hope I can manage to get over this obstacles and find the best solution even if it's a hard decision to choose. I will try my best, Insya Allah.

Jadi teringat lagi, yudi, salah satu anak blogger pas zz masih aktif di wepe, suatu kali pernah ngomong tentang 'apa yang datang di hidup kita ini'. halaah bahasanya. Masalah itu adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan kita, tapi masih ada jalan keluarnya. Kalau gak bisa diapa-apain, gak ada jalan keluarnya, namanya musibah. :)
Dan dua-duanya menguji daya tahan kita dalam menjalani hidup sehingga menjadikan kita orang yang lebih kuat dan bijak dalam menyikapi hal-hal yang datang di luar ekspektasi kita.

Wallahu'alam.

ps.
udah bergeser lagi ini, inkonsistensi, apdetnya udha gak per hari lagi, dan gak nulis juga di catatan laptop. aish. Ayo zz, disiplinkan lagi diri.

Menikmati Kenangan

Akhirnya setelah dalam dua bulan ini kalau liat pantai itu berarti pas buka gmail  dan desktop background, hari ini zz bisa beneran liat laut secara langsung. Yup, tadi zz ke laut! Gak sekedar ke laut, tapi beneran menikmatinya. Jarang-jarang kan. hehe. Alhamdulillah. Really. and... hey. it has been long time, zz! gak kerasa. Time flies so fast. :)

Well, ini sih pantainya Parque Tayrona. While the real pics of Ujung Kareung will be displatey as soon as possible. :D
Begitulah. Setelah sekian lama tidak merasakan udara laut, aroma asin yang meraup sepenuh wajah, menjejak butiran pasir, membasahi kaki dengan mencelup sepertiga tubuh saat bermain air, akhirnya, aku bisa mengunjungimu lagi. sudah bertahun lamanya tidak datang, ternyata begitu banyak hal sudah berubah. Tanpa terduga tiap potongan kenangan menyeruak paksa, mereka bergerombol kejam menguak semua hal yang pernah hadir. Banyak tarikan senyum dan gelak tawa di sana. Ada banyak jejak-jejak kita terserak sembarang, pendar pudar hari-hari masa lalu, juga waktu muda yang seperti berbilang puluhan telah berlalu. Benarlah kata mereka, kenangan hanya hidup di dalam kepala dan hati. Hanya di sana. kadang ia menolong, kadang ia merusak, dengan daya rusak yang paling baik.

Dan aku, rindu kalian, rindu saat-saat kita di sana, menggurat mimpi dan bahagia.

Kalian, tahukah? aku mengunjunginya hari ini. Bersama mereka, dan juga bersama bingkai kenangan kita. Melihat pantai aku melihat jejak dan bayang di merata sisi, berbalik ke belakang aku mendengar suara-suara kalian. Wahai, aku tak menyangka, sesudah melihatnya lagi hari ini, aku begitu rindu pada tiap potongan masa lalu itu. Dunia kita dulu. Dan memang tak pernah ada jalan kembali, aku cukup tahu. :)

Untuk semuanya, dibalik semua kenangan yang hilir mudik hadir, berebut tempat di kepala dan hati, aku juga sadar bahwa ternyata aku menikmati semua yang ada hari ini. Perjalanan yang menyenangkan, hati yang lega dan tanpa beban, suasana yang membahagiakan, saudara-saudara yang tawa dan senyum mereka menentramkan hati, bersama mereka menjadikan hati terasa lebih baik dan terus membaik.

Dan Allah, terima kasih untuk kembali mempaketkan kebahagiaan buatku. Lagi dan lagi. Aku hampir kehilangan cara untuk berterima kasih pada semua nikmat kebahagiaan hati yang kau kirimkan setiap saat dan setiap hari. Alhamdulillah. Aku tahu, aku cukup bahagia hari ini. :)


Wordless Wednesday


Dear Fall,
Season that you love the most and define you! Being asked that question, then I'll just put these pictures for today's post.  zz is feeling autumn inside.








ps : all of the pictures are taken from google searching. I didn't own any authority of them.

Kesan Pertama Manusia



Ada orang yang bisa mempesona kita dalam pertemuan pertama, tapi kemudian menjadi tidak menarik dalam pertemuan selanjutnya. Karena seluruh pesonanya adalah pada fisiknya. Sebaliknya, ada orang yang biasa-biasa saja dalam pertemuan pertama, tapi semakin dalam kita mengenalnya, semakin jauh kita tertarik. (Muhammad Quthb)

Can't agree more to those words he said. I myself really find it interesting when it comes about 'reading' people when you meet them at the first time. You'll notice few things, some may impress you, while other may not. It just naturally happened, I guess. Yea, it's what so-called first impression, kan?

Gegara di Bridge English Club kemarin itu bahas tentang First Impression, zz jadinya tanpa sadar pas ngomong itu kayak mengejawantah lagi, kayak apa sebenernya pas ketemu seseorang atau orang-orang baru, misalnya. Bisa dibilang first impression ini menjadi hal yang penting dalam interaksi kita sesama makhluk sosial. Penting dalam artian dia cukup memainkan peranan saat diri kita 'memutuskan' untuk melanjutkan interaksi, ataupun malah jadinya gara-gara first impression yang gak mengenakkan, kita membangun mental-block yang dalam tataran tertentu mungkin bisa jadi malah akan merugikan diri kita sendiri.

Kalau ditanya, zz sendiri cenderung setuju pada anggapan bahwa memiliki kesan yang baik pada pertemuan pertama adalah hal yang cukup penting. Karena, percaya tidak percaya, banyak hal baik dan positif yang bisa mengikuti awal yang baik bukan? it's that simple. Maka jadi cukup make-sense juga ketika dikatakan, "tidak ada kesempatan kedua untuk memperbaiki kesan pertama yang terlanjur rusak". Siapa orangnya yang bisa memutar waktu kalau misalnya kesan pertama wawancara kerja yang kadung berantakan? Sah-sah saja bilang kalau memang rejekinya, walaupun pertama kali dia udah gak bagus, tapi bisa jadi dia dipanggil lagi karena suatu hal dan akhirnya diterima  juga? Bisa jadi (bisa juga enggak). Namun teap saja gak akan membuat kesan pertama dia serta merta berubah kan. His lucky then people can see that may be he's not that  'bad' as his look at his first time, for example.

Maka gak ada salahnya kita lebih memperhatikan diri ketika bertemu orang baru pertama kali. Bukan pula berarti dengan berusaha lebih berhati-hati ini kemudian kita menjadi orang yang tidak menjadi diri sendiri. Sama sekali gak kayak gitu menurut zz. Seperti ada yang salah paham ketika disebutkan bagian ini. Gak ngerti juga kenapa. Kalau zz sendiri melihatnya gini, mencoba behave, berhati-hati saat memasuki lingkungan baru misalnya, komunitas baru, lingkup sosial baru dan sebagainya,  bukan berarti kita jadi make up ourselve to look like somebody else or pretend to look good. gak banget juga kan. Tapi, memperhatikan norma-norma kesopanan, berhati-hati memilih topik pembicaraan, tidak bergurau berlebihan, menghargai lawan bicara intinya, ternyata pas diurut-urutkan lagi ya bukan yang muluk-muluk juga, hampir semua adalah trick of our old school, agar komunikasi kita dengan orang lain bisa lancar dan menyenangkan. Perkara kita gak merasa berkepentingan untuk terlihat baik di mata orang lain, atau gak mau bertanggung jawab sama senang tidaknya orang lain terhadap sikap dan tingkah laku kita, well, itu juga sebenarnya hak kita. walaupun kalau mau dilihat lebih jauh, pada hakikatnya, toh kita sedang tidak melakukan sesuatu untuk orang lain, kita sedang membantu diri sendiri, agar 'hidup' kita ke depannya bisa nyaman juga saat berinteraksi dengan orang lain. IMHO, sih. :)

Bukan berarti juga kemudian, the perfect first impression adalah segalanya. Ada juga kok orang yang sukses membuat dirinya menjadi sosok yang bertolak belakang dengan kesan pertama ketika orang lain mengenalnya, setelah mereka mengenalnya lebih jauh. Banyak pun fenomena semacam ini. zz sendiri, sebagai orang yang agak cukup 'mengandalkan' sensitivitas zz  pas ketemu orang baru, ngerasa pas slicing information to get to know people and understanding them in very short time, kesan pertama itu membantu banyak. Jadinya ya gitu. walau lagi-lagi tentu saja first impression ini bukan final-judgement, tapi lebih ke atribut informasi untuk menolong zz. Bisa juga dibilang sebenarnya bagian dari self-defense juga, (halah). Karena terkadang ada kondisi dimana zz langsung membangun mental-block begitu kerasa ada yang menerobos batas kenyamanan zz sejak ketemu orang-orang baru pertama kali misalnya. Bukan langsung yang selamanya akan menghindar, tapi mengelola jarak aman untuk berinteraksi. Umm, ribet kali kok ya ternyata. hahah. ya udahlah, nanti aja kapan-kapan dibuat edisi lain yang lebih 'beres'. Nyoe ka lage hana meupu.

Jadi, balik lagi, walaupun dibilang first impression itu bukan segalanya, mengingat ada saja korban orang yang merasa tertipu dengan 'kesan baik' di awal, namun itu gak akan merubah pentingnya usaha memperhatikan bagaimana membawa diri dalam interaksi sosial kita. Bahwa paling tidak kita berusaha mengerti bahwa selain diri kita, bahwa kita ingin tetap menjadi sosok independen yang gak suka kalau diintervensi oleh anngapan orang lain, misalnya, ada dunia di luar sana dengan segala dinamikanya yang punya rantai aksi-reaksinya sendiri. Iya, hukum aksi-reaksi itu cukup menjelaskan bahwa sebenarnya kita dan apa yang kita lakukan berkontribusi terhadap apa yang kemudian kita terima. (zz bener-bener gak nyangka Hukum Newton ke-III ini bisa go public dan digunakan sepopuler ini. :D )

Dan menurut zz, trying to act good and being kind to people would never be a waste. First impression yang positif yang bisa dilihat orang lain saat bertemu kita pertama kali juga gak akan pernah jadi investasi yang merugi. Well, that's my two cents. :D

Wallahu'alam.

Lemonade in Our Life

~ Despite your best efforts otherwise, sometimes life gives you lemons. When that happens, you've got two choices : you can wear a sour face, or make lemonade ~  (Dr. Burke Ryan)


Terkadang memang begitu. Hidup punya dinamikanya sendiri. Dengan segala pasang surutnya, adalah keniscayaan bagi kita untuk mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang terjadi di perjalanan ini. Pahit getirnya hidup saat mendidikmu dengan kebijaksanaannya akan menjadikanmu orang yang lebih kuat, lebih mengerti, teruji daya tahan dan kekebalanmu dalam menghadapi semua yang singgah di persimpangan jalan takdirmu. Biarkan ia menempamu, berhenti bersedih dan berkecil hati saat kadang hasil yang di depan mata  begitu rupa. Hidup dan kehidupan, nikmati saja seluruh prosesnya dengan kelapangan hati. Tentang penilaian manusia, ambil secukupnya, dan jangan pernah memenjarakan diri dengan ukuran-ukuran kesempurnaan mereka. Karena ada penilaianNya yang jauh lebih sejati.

Kadang zz geli dan agak beban juga, merasa konyol juga iya, teringat pernah ada di hidup zz saat-saat dulu, saat zz terbeban sekali dengan penilaian dan standar-standar 'hebat' orang-orang di sekeliling zz. Zz bisa jadi cuek, but as you know we're not always strong and have a strong heart. I can easily make fun of it, ignore it and let it go off my mind. But also, there's a time when we're having a hard time in understanding many things, try to accept things approaching in our way, we couldn't make it. In that kind of time, the talk just came in and mess up things I hold dear inside. The talk could fly over right before my back or over my head. Yet, once it reached my ears and I took it too serious and took it all into my consideration, sometimes I just felt trembling and weak. That's why, sometimes I really hate myself, I also wonder how could those negative words work that far and that easy to kill me? Gak bisa terima. hahah.

But... (yea, there's always but that follows, hahah). But, look at the bright side, selalu ada hikmah di balik setiap kejadian, bahkan yang terburuk sekalipun. Ya, zz juga bisa merasakan bahwa memang ada bagusnya, karena pengalaman-pengalaman buruk itu kemudian menjadikan kita belajar dan lebih aware dalam berjalan ke depannya, 'menghindari ranjau', memilih jalan setapak yang lebih maslahat misalnya. Banyaklah. Hingga kini, ketika menoleh ke belakang sana, melihat bagaimana struggling nya sosok zz jauh di belakang sana, zz bersyukur, pada sosok zz sekarang, yang 'merasa' lebih baik kekebalannya sesudah waktu itu, yang bisa menarik senyum dengan lapang, menguatkan diri zz di masa sekarang. (as if I pat my own shoulder, as if I wanna say to another me, that you did it well, girl! Nicely done. Alhamdulillah).

So, once life offers you lemons, just get ready, serve yourself a tasty lemonade with a simple recipe : our big heart.

Nasihat yang tertolak itu



Adalah cukup beralasan kalau Rasulullah pernah bilang,"Jika engkau menikah, maka menikahlah dengan orang yang baik. Karena jika ia mencintaimu tentu ia akan memperlakukanmu sepenuh hatinya. Jika pun ia tidak mencintaimu, maka ia akan tetap memperlakukanmu dengan baik"

Benar, karena ia seseorang yang baik, tidak peduli ia bisa mencintaimu atau tidak, ia akan menjagamu dengan baik, memperlakukanmu dengan benar, memuliakanmu dengan kebaikan, menjaga izzah dan marwahmu dengan cara yang baik pula.

Hari ini, dalam hujan yang awalnya berupa titik-titik gerimis, lalu segera menjelma butiran deras yang mendekap dingin, air mata zz berbaur air hujan. Gak tahan, gak bisa terima. Allah, kadang sungguh keadilan milikMu di luar batas jangkauan kepahaman kami. Butuh waktu berbilang hingga kami bisa memahami kebijaksanaan hidup agar tertempa menjadi lebih baik. 

Bertemu dengan seorang sahabat yang kehidupannya di ambang retak. Dengan sedemikian ketidakbahagiaan dan rasa sakit yang dijalani, ketika ditawarkan sebuah solusi berat namun bisa jadi itu adalah pilihan yang bijak untuk dipertimbangkan, daripada berlarut-larut dalam ketidakbaikan tak tentu rupa begitu, dia menolak. Tulang zz seperti dilolosi mendengar jawabannya. Dia tidak ingin berpisah. Dia khawatir anak-anaknya terguncang psikologinya. Zz terdiam. Ini bukan kali pertama keluar dari lisannya. 

Duhai wanita, sungguh ada celah hati kalian yang tidak bisa aku jangkau, yang sulit aku pahami. Yang keputusanmu membuatku gamang. Bagaimana mungkin memaksakan diri dengan penderitaan yang sama terus menerus, bukankah dikatakan tidak akan berubah sesuatu jika kita tidak melakukan usaha untuk merubahnya? Wahai, adalah tidak baik menyerahkan diri untuk disakiti, merelakan keadaan yang sama berulang dalam siklus tanpa putus. Hati dan tubuh yang lelah, fikiran yang terbeban.Hhhh...

Duhai wanita, terbuat dari apakah hatimu? adakah pualam kaca? Sungguhkah pengorbanan dan semua yang kau tanggung hingga saat ini akan makin menguatkanmu. Tidakkah harusnya langkah tegas segera kau pertimbangkan untuk meninggalkan orang yang tidak bisa memuliakanmu dengan cintanya? Yang tidak menjaga kehormatanmu dengan lisannya, yang tidak bisa menguatkanmu di kala rapuh dan terpuruk. Dengan semua yang seperti itu mengapa masih berdiri di sana?

Kalian, aku sungguh tak bisa mengerti. 

zz kehilangan kata-kata. Hal yang paling bikin heart-wrench salah satunya adalah ketika suatu keadaan memburuk, kita berharap bisa melakukan beberapa hal atau paling tidak satu hal saja untuk membantu agar keadaan tidak memburuk, jika tidak bisa menjadikannya lebih baik. Namun, setelah semuanya, kemudian kita tersadar, kita tidak bisa melakukan apapun, satu pun, tindakan nyata untuk menolongnya. ( I lost my words, I really wanna help but she refused the choices I offered. How can she endure such kind of life?)

Pada satu titik, kembali lagi pada apa yang paling bisa kita lakukan untuk saudara kita, mendoakannya dengan segenap doa kebaikan di seluruh penjuru bumi dan langit. Ya, mendoakannya agar diberi kekuatan dan kelapangan hati untuk menjalani pilihannya. Satu lagi, dengan tidak pernah meninggalkannya dan membiarkannya sendiri. Walau bagaimanapun, dukungan manusia di sekeliling, apapun bentuknya, walaupun saran dan nasihat yang belum bisa ia terima, jangan pernah pergi dari sisinya, jangan meninggalkan saudaramu menderita hanya karena ego alasan bahwa ia keras kepala. Paling tidak tidak sekarang.

(Episode berkepingnya hati, pulang bersama hujan dan bening air, merasa setengah bagian hati seperti kram dan tidak terasa apa-apa).